DPRD memilih kepala daerah

logo DPRD

Beberapa hari terakhir ini sontak terdengar berita baik di media cetak maupun media online dan televisi tentang pemberitaan Kepala daerah yang dipilih lagi oleh DPRD seperti jaman ORBA.

Sebelum saya menuliskan artikel ini saya juga sebagai masyarakat biasa yang mendengar, membaca dan menonton di televisi tentang perbincangan RUU PILKADA ini merasakan dampaknya sangat signifikan bagi media media. Rata rata media cetak online dan surat kabar memuat berita mengenai hal ini.

Banyak juga komentar komentar yang saya baca mengenai hasil yang mengembalikan DPRD untuk memilih kepala daerah. Ada yang komentar mendukung dan sangat banyak yang menghujat seperti yang saya baca di media detik[dot]com , dimana disana setiap artikel yang memuat tentang pilkada dipilih DPRD pasti banyak komentar yang lucu , tegas dan kadang menghujat.

Menurut pengamatan saya , diantara komentar komentar tersebut kebanyakan yang mengatakan " mewakili rakyat? rakyat siapa yang mau diwakili? " komentar komentar seperti ini kok kelihatan seperti rakyat sudah rada ga percaya sama wakilnya sendiri.
(http://news.detik.com/read/2014/09/27/071645/2702898/10/kepala-daerah-kembali-dipilih-dprd-bukti-demokrasi-disandera-oligarki-parpol?9911012)

Belakangan ini menurut yang saya liat, baca dan tonton masyarakat sudah mulai jenuh dengan berita berita politik tentang DPRD, korupsi dan yang berhubungan dengan politik karena di mata masyarakat kecil hal tersebut tidak terlalu berpengaruh.

Demikian sedikit tulisan saya dan ini murni komentar juga dari saya mengenai pemberitaan yang belakangan ini selalu menghiasi layar televisi.